Berita Pelayanan Publik

Kata kunci: orientasi kepada kepentingan banyak orang.

Pengertian

Menjadi salah satu bagian dari peliputan berita spot news atau berita lempang.

Faktanya lebih banyak pada fakta peristiwa.  Fakta pendapat hanya sebagai pelengkap semata agar berita menjadi lebih hidup.

Selalu menjadi bagian yang tidak terpisahkan bagi media karena berita pelayanan publik mempunyai nilai berita tinggi.

Mengapa dikatakan mempunyai nilai berita tinggi? Salah satunya lantaran ada kepentingan publik dalam jenis berita yang satu ini.

Hampir sebagian media mengangkat jenis berita ini untuk menghiasi kontent medianya, baik media cetak, elektronik maupun media siber (online).

Pegangan

Pengamatan secara detail menjadi kunci penting yang tak bisa diabaikan.

Wartawan harus pandai menggali latar-belakang persoalan yang akan diangkat menjadi berita.

Mempelajari bagaimana sebuah sistem itu bekerja sehingga mendapat keutuhan sebuah laporan atau pemberitaan.

Cari dan perdalam unsur “why” dan terus cek serta gali satu fakta ke fakta lainnya.

Sumber Berita

Sumber utama berita pelayanan publik terletak pada pengamatan di lapangan. Wartawan harus turun melihat fakta-fakta itu dengan mengujinya dengan panca indera.

Sumber berita jenis ini bisa juga diperoleh dari keluhan yang termuat di halaman kontak pembaca suratkabar. Keluhan ini dapat ditindak-lanjuti dengan terjun ke lapangan.

Wartawan tidak berhenti dan puas hanya dengan satu sisi informasi dari pengamatan yang diperoleh di lapangan. Wartawan juga harus melakukan cros cek kepada sumber resmi yang berwenang dengan pelayanan yang terabaikan dan menjadi sumber utama peliputan.

Upayakan selalu berimbang dalam melaporkan jenis berita ini.

Prinsip dasarnya: wartawan tidak hanya puas dengan satu sumber tetapi makin banyak sumber maka semakin baik berita yang akan disampaikan kepada publik.

Rekam detak jantung keluhan pembaca sebagai tema dasar dan titik tolak pemberitaan. Fokusnya hanya kepada kepentingan publik yang terabaikan. (*)

 

Standard

Topik: Berita Pengadilan

Kata kunci: menangkap warna dari fakta persidangan.

Pengertian

Termasuk jenis berita lempang atau spot news.

Sebagian besar faktanya adalah fakta peristiwa yang didukung fakta pendapat.

Rubrik tetap dalam suratkabar termasuk media elektronik seperti radio dan televisi, juga media online.

Menarik perhatian pembaca karena menyangkut konflik. Konflik adalah salah satu nilai berita.

Selain kasus korupsi, berita pengadilan juga menyangkut aspek kasus perdata. Namun, sangat jarang diliput kecuali jika menyangkut sengketa bisnis.

Kasus pidana lebih menarik perhatian ketimbang kasus-kasus perdata.

Dalam materi kuliah penulisan berita hanya difokuskan kepada kasus pidana yang disidang di Pengadilan Negeri.

Pegangan Meliput

Amando E. Doronila, mantan wartawan pengadilan dan kolumnis “Daily Mirror” menyebutkan, dalam meliput pengadilan seorang wartawann diharapkan untuk:

Menjelaskan dan menafsirkan masalah yang disidangkan,

Membuat berita mudah dimengerti,

Menangkap warna dan jalannya persidangan.

Di samping ketiga hal itu, wartawan yang meliput di pengadilan juga harus mengingat sejumlah hal di antaranya:

Hakekat bukti. Bukti bisa berupa wujud materi. Bisa juga berupa kesaksian yang ditampilkan dalam persidangan,

Kesaksian oleh saksi. Kesaksian oleh ahli. Orang yang karena keahliannya yang diminta membantu menafsirkan dan menilai bukti.

10 Pedoman Penulisan Hukum

Pemberitaan yang disangka/dituduh hendaknya ditulis dan disajikan dengan tetap menjunjung tinggi “asas praduga tak bersalah”.

Penyebutan nama lengkap tersangka/tertuduh boleh jika hal itu demi kepentingan umum. Tetapi tetap harus memperhatikan prinsip adil dan “fairness’.

Nama, identitas dan potret gadis/perempuan korban perkosaan termasuk remaja terutama untuk kasus asusila tidak dimuat lengkap/jelas.

Anggota keluarga yang tak ada sangkut paut dengan perbuatan terdakwa hendaknya tak ikut disebut-sebut dalam pemberitaan.

Wartawan hanya memberitakan fakta yang terungkap dalam persidangan.

Untuk menghindari “trial by press”, wartawan harus meliput proses persidangan secara wajar. Apa adanya fakta yang terungkap dalam persidangan.

Wartawan hendaknya tidak berorientasi “posisi/jaksa centred” tetapi tetap memberi kesempatan yang sama dari yang bertikai dalam persidangan.

Pemberitahuan mengenai suatu perkara hendaknya proporsional, menunjukkan garis konsisten dan ada kelanjutan tentang penyelesaiannya.

Berita hendaknya memberi gambaran yang jelas mengenai duduk perkara dan pihak-pihak dalam persidangan dalam hubungan hukum yang berlaku. (*)

Standard

Topik: Berita Kebakaran

Kata kunci: Kejelian melihat sesuatu di balik berita untuk menangkap “apa”.

Pengertian

Merupakan salah satu dari berita lempang (spot news), hard news, straight news.

Juga salah satu bagian peliputan berita perkotaan di samping berita pengadilan, kriminal dan kecelakaan.

Mengandalkan fakta peristiwa ketimbang fakta pendapat. Fakta pendapat hanya menguatkan fakta peristiwa.

Memuat hampir sebagian besar fakta menjawab pertanyaan 5 W + 1 H terutama fakta apa, siapa, di mana dan bilamana.

Disusun dalam bentuk piramida terbalik. Artinya, berita menyajikan fakta terpenting dari kebakaran disusul fakta penting dan fakta tidak begitu penting.

Pegangan Meliput

Apa yang telah terjadi?

Mengenali korban?

Penyebab kebakaran?

Menjelaskan kondisi korban serta kerugian akibat kebakaran tersebut?

Mengutip penjelasan sumber resmi atas kejadian kebakaran tersebut?

Peg Berita

Di samping pegangan itu, wartawan dalam meliput kebakaran harus bisa mencari peg dari kejadian itu.

Peg adalah fakta dari kejadian yang dapat meletupkan berita. Bisa juga berisi fakta yang paling penting dari peristiwa yang diliput wartawan.

Peg menjadi titik awal untuk menulis berita kebakaran (termasuk berita lempang lainnya).

Dalam perkembangannya peg tidak hanya menyangkut mengenai jumlah korban jiwa dalam sebuah kebakaran (jika ada fakta itu) atau kerugian materi yang terjadi tetapi ke depan peg yang dimaksud dalam peliputan kebakaran adalah dampak akibat kejadian itu ke depan termasuk motif di  balik kebakaran tersebut.  

Singkat kata: wartawan harus jeli melihat sesuatu di balik berita, untuk menangkap “apa”. Laporan wartawan harus mendalam. Ia tidak hanya sekadar melaporkan kejadian kebakaran. Namun, dia harus terus menggali sehingga mampu melihat tali-temali di balik kejadian yang dia saksikan dan segera dilaporkan dalam sebuah berita.

Sumber Berita

Sumber konvensional berada di kantor kepolisian, Dinas atau Suku Dinas Pemadam Kebakaran.

Sumber nonkonvensional atau sumber anonim bisa berasal dari dalam lingkungan polisi dan atau Dinas dan Suku Dinas Pemadam Kebakaran atau keluarga korban atau warga yang menjadi korban kebakaran. 

Tak kalah pentingnya sumber yang digali dari Instalasi Kamar Jenazah (IKJ) RSCM, Rumah Sakit PMI Bogor,  serta rumah sakit umum daerah (RSUD). Semua korban tewas akibat kebakaran dikirim ke rumah sakit untuk divisum.

Keberadaan Palang Hitam (Palhit) di Petamburan, Jakarta Pusat juga tak bisa diabaikan begitu saja. (*)

Standard

Topik: Berita Kecelakaan

Kata kunci:  datang ke TKP membuat semuanya mudah.

Pengertian

Salah satu jenis berita lempang atau spot news.

Juga bagian peliputan berita perkotaan di samping berita kriminal, kebakaran, berita pelayanan publik dan berita pengadilan.

Isinya mengandalkan fakta peristiwa ketimbang  fakta pendapat. Fakta pendapat hanya menguatkan fakta peristiwa.

Memuat hampir sebagian besar fakta menjawab pertanyaan 5 W + 1 H terutama fakta apa (what), siapa (who), di mana (where) dan bilamana (when). Sedangkan mengapa (why) dan bagaimana (how) berada di bodi berita.

Kadang juga menjadi “breaking news” bagi media elektronik seperti televisi atau “stop press” di surat kabar.

Pegangan Meliput

Apa yang telah terjadi?

Kronologis  kejadian?

Menjelaskan kondisi korban: apakah ada yang tewas atau luka parah atau luka ringan?

Menjelaskan pula soal kerugian material akibat kecelakaan tersebut?

Mengutip penjelasan sumber resmi atas kejadian itu terutama soal penyebab kecelakaan?

Sumber Berita

Dari laporan tentang kecelakaan yang dicatat pada Setra Pelayanan Kepolisian (SPK) di tingkat Polsek dan Polres.

Instalasi Kamar Jenazah seperti di RSCM, Rumah Sakit PMI Bogor, RS Polri Kramat Jati, serta rumah sakit umum daerah (RSUD) terutama di Unit Gawat Darurat pada semua rumah sakit di wilayah Jabodetabek.

Posko Palang Hitam (Palhit) di Petamburan, Jakarta Pusat.

Sentra Komunikasi PT Jasa Marga, pengelola jalan bebas hambatan atau jalan tol.

Traffic Management Center (TMC) Polda Metro Jaya.

Monitor jejarang media sosial seperti twitter atau facebook. (*)

Standard

Topik: Berita Kriminal

Akurasi fakta menjadi pegangan utama.

Pengertian

Salah satu dari berita lempang (spot news).

Bagian peliputan berita perkotaan.

Mengandalkan fakta peristiwa ketimbang fakta pendapat.

Memuat hampir sebagian besar fakta menjawab pertanyaan 5 W + 1 H.

Disusun dalam bentuk piramida terbalik.

Pegangan Wartawan Kriminal

Apa yang telah terjadi

Mengenali pelaku

Penahanan pelaku

Mengungkap motif pelaku

Menjelaskan kondisi korban serta kerugian akibat tindak kejahatan itu

Mengutip penjelasan sumber resmi atas kejadian

Pengetahuan tentang kriminologi dan hukum menjadi syarat mutlak.

Pegangan versi Steven Chinball

Berita itu mengenai apa yang baru saja terjadi

Dramatisasi, berita menekankan hal-hal yang dramatis

Personalisasi, berita menekankan tentang manusia

Penyederhanaan, berita harus mudah dimengerti

Rangsangan, berita pada dasarnya merupakan ungkapan peristiwa

Konvensionalisme, berarti harus mudah dipahami

Akses terstruktur, kalau pers ingin objektif maka beritanya harus didasarkan kepada pernyataan para ahli

Sesuatu yang baru, pers cenderung menjaga beritanya “hidup” dengan penyajian segi yang baru dari peristiwa yang diliput.

Sumber Berita Kriminal

Kekuatan berita kriminal berada pada fakta peristiwa. Lalu dikuatkan dengan fakta pendapat. Karena sebagian besar berita kriminal berisi fakta peristiwa maka wartawan wajib berada di tempat kejadian perkara sehingga memperoleh fakta yang lebih akurat dan lengkap.

Sumber berita kriminal meliputi sumber konvensional dan sumber nonkonvensional atau sumber anonim.

Sumber konvensional meliputi sumber resmi seperti di Polsek, Polres, hingga Polda.

Sumber nonkonvensional atau sumber anonim meliputi sumber dari dalam lingkungan polisi atau keluarga korban atau tersangka yang merasa dirugikan dengan pemberitaan tindak kejahatan.

Wartawan peliput berita kriminal bisa memperoleh bahan berita dari kuasa hukum atau pengacara baik korban maupun tersangka.

Wartawan peliput berita kriminal juga bisa memanfaatkan cepu atau informan yang telah dibina untuk mendapatkan akses informasi di lingkungan polisi.

Sumber dapat pula diperoleh melalui laporan pantauan kejadian yang dicatat di Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) di kantor polisi. Kalau sekarang di tingkat Polres  ada perwira bagian humas.

Sumber berita kriminal juga bisa diperoleh di kamar mayat seperti di Instalasi Kamar Jenazah (IKJ) RSCM atau Rumah Sakit Umum (RSU) atau di Palhit alias Palang Hitam di Petamburan, Jakarta Pusat.(*)

Standard

Topik: Berita Lempang

Pembaca mendapatkan informasi terbaru secepat mungkin.

Pengertian

Salah satu jenis berita yang dimuat media massa terutama suratkabar dan media online.

Dalam media elektronik seperti televisi disebut sebagai breaking news.

Pembaca membutuhkan informasi tentang kejadian atau peristiwa yang baru terjadi.

Luwi Ishwara dalam bukunya Jurnalisme Dasar menyebutkan berita lempang sebagai berita padat yang berisi informasi fakta yang disusun berdasarkan urutan dari yang paling penting.

Dia menggunakan istilah berita lugas atau hard news untuk jenis berita ini.

Penyajian berita ini bertujuan agar publik (pembaca) secepat mungkin mendapatkan informasi tentang kejadian yang baru saja terjadi.

Ashadi Siregar, dkk (Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penertiban Yogya) menggunakan istilah berita langsung. Berita langsung disebut juga sebagai spot news.

Jika berita spot maka wartawan harus berhadapan langsung dengan kejadian lalu melaporkan kejadian itu.

Jika tidak maka wartawan terpaksa “meminjam” persepsi orang lain terhadap kejadian itu.

Melalui persepsi ini maka wartawan menyusun kembali (merekonstruksi) kejadian yang akan ditulisnya.

Berita langsung juga disebut sebagai hard news, menimbang bahwa fakta yang digunakan untuk memberitakan suatu peristiwa adalah fakta keras.

Yang dimaksud dengan fakta keras adalah fakta yang segera dapat diukur berdasarkan persepsi inderawati manusia.

Unsur Penting

Aktualitas merupakan unsur penting untuk jenis berita ini.

Untuk suratkabar harian, kejadian kemarin dapat dianggap aktual sejuah belum dimuat di suratkabar lain.

Bisa saja kejadian yang sudah berusia dua hari bahkan seminggu, tetap dianggap aktual karena kejadian itu baru saja diketahui. Yang ditonjolkan adalah makna kejadian itu sendiri, bukan dari unsur waktu lagi.

Aktualitas juga menyangkut sesuatu yang baru, ide baru, langkah baru serta perkembangan mutakhir. Semuanya itu mempunyai makna penting bagi keadaan sekarang.

Ketika wartawan menulis berita langsung, wartawan seolah berkata kepada pembaca: “Ada masalah atau peristiwa penting yang baru terjadi. Atau ada pendapat orang penting tentang suatu peristiwa dan pendapat itu penting untuk diketahui. Atau ada pendapat penting dari sesorang (bisa pakar atau praktisi).

Jenis Produk Berita Langsung

Kustadi Suhandang dalam Pengantar Jurnalistik (2004)  menyebut tiga jenis produk berita langsung yakni:

Pertama, Matter off Fact. Berita hanya mengemukakan fakta utama yang terlibat dalam peristiwa itu saja.

Kedua, Action News. Berita hanya mengemukakan perbuatan atau tindakan yang terlibat dalam peristiwa itu saja.  Dengan kata lain, mengisahkan jalannya peristiwa itu.

Ketiga, Quote News. Berita yang mengemukakan kutipan dari apa yang diucapkan oleh para tokoh yang terlibat dalam peristiwa yang tengah berlangsung. (*)

Standard

Topik: struktur Berita

Menjadi pedoman dasar dalam menulis berita

Ibarat sebuah rumah yang berdiri karena rangka bangunan maka berita juga mempunyai struktur atau rangka.  Struktur inilah yang digunakan sebagai pedoman dalam menulis sebuah berita.

Secara umum struktur berita terdiri dari headline atau judul, dateline (baris tanggal), lead (teras berita) dan body (tubuh berita).

Headline (Judul Berita)

Merupakan perasan dari lead berita atau teras berita. Fungsinya antara lain untuk menarik perhatian pembaca, menyimpulkan isi berita, membantu menentukan nada media/suratkabar dan melukiskan mood berita.

Dateline (Baris Tanggal)

Ada yang terdiri atas nama media massa, tempat kejadian dan tanggal kejadian. Ada pula yang terdiri dari atas nama media massa, tempat kejadian dan tanggal kejadian.

Tujuannya adalah menunjukkan tempat kejadian dan inisial media yang bersangkutan.

Lead (Teras Berita)

Merupakan ringkasan berita yang diletakan di bagian awal berita.

Bagian yang paling penting yang akan membantu pembaca yang ingin mengetahui isi pokok sebuah berita.

Sari pati dari berita.

Alinea pembuka ini sangat penting. Jadi penuntun pembaca untuk memahami berita.

Karena membuat bagian-bagian yang paling penting maka tentu saja kelengkapan unsur teras berita akan terdiri dari enam hal yaitu apa (what), siapa (who), kapan (when), di mana (where), mengapa (why) dan bagaimana (how).  Sering disebut 5W + 1 H.

Kelengkapan berita itu merupakan jawaban atas enam pertanyaan penting yang harus dijawab di setiap berita:

Pertama, apa yang terjadi? Apa yang akan terjadi selanjutnya?

Kedua, siapa yang terlibat?

Ketiga, di mana kejadiannya?

Keempat, kapan terjadinya?

Kelima, mengapa terjadi?

Keenam, bagaimana kejadiannya?

Dalam perkembangannya teras berita kini tidak hanya memuat 5 W + 1 H tetapi sekarang menambahkan unsur “so what” yang menyelidiki kedalaman implikasi suatu peristiwa atau situasi.

Kebanyakan peristiwa tidak berdiri sendiri; mereka berhubungan dengan perkembangan dan isu yang menjadi perhatian masyarakat.

Teknik Menulis Lead Berita

Pertama, tentukan fokus. Fokus merupakan intisari dari cerita yang akan ditulis. Bedakan dengan PEG (pelatuk atau pasak). PEG adalah sudut peristiwa yang diberitakan.

Kedua, pilih informasi yang mendukung fokus. Informasi ini biasanya berisi keterangan yang menjawab keingintahuan pembaca setelah membaca fokus berita.

Ketiga, tulis lead yang “berbicara”. Tulislah layaknya Anda mengisahkannya secara lisan.

Keempat,  tulislah lead pendek. Paling banter 30 kata atau tiga baris ketikan.

Kelima, pilah-pilah lead yang rumit dalam dua atau tiga kalimat.

Keenam, gunakan kalimat pernyataan yang sederhana. Usahakan tak lebih dari 20 kata.

Ketujuh, gunakan kata-kata sederhana, bukan berbunga-bunga.

Kedelapan, hindari kata-kata teknis.

Kesembilan, pakai kata-kata kongkret. Jangan katakan tetapi tunjukkan.

Ke-10, pakai kata kerja aktif.

Ke-11, berkisahlah untuk pembaca.

Ke-12, berkisahlah seperti melukis.

PEG Berita

Adalah pelatuk atau fakta yang bisa meletupkan sebuah peristiwa/pendapat menjadi sebuah berita.

Dalam terminologi jurnalistik PEG ibarat sebuah tenda maka sebuah PASAK INDUK yang tertancap di tanah.

PASAK inilah yang menahan dan memungkinkan tenda berdiri tegak.

Tubuh Berita (Bodi Berita)

Berisi fakta atau kutipan yang mendukung lead berita termasuk menyebutkan sumber informasi.

Fakta atau kutipan itu merupakan rincian dan dapat melengkapi serta memperjelas fakta atau data yang disuguhkan  dalam lead berita.

Rincian keterangan atau penjelasan yang dimaksud adalah hal-hal yang belum terungkap pada lead berita.

Merupakan “sisa berita”.

Bodi berita intinya berfungsi menunjang teras berita agar pikiran, ide, gagasan yang ada di dalamnya bisa sampai ke pembaca dan lebih lengkap serta menarik.

Fungsi lainnya memperjelas lebih rinci, mendalam dan komprehensif tentang 5 W + 1 H.

Penyajian Bodi Berita

Piramida. Disusun mulai dari hal-hal yang kurang penting, lalu meningkat kepada hal-hal yang penting dan yang diberitakannya.

Kronologis.  Disusun diawali oleh paparan dari permulaan hingga akhir sebuah kejadian.

Piramida Terbalik. Disusun dengan mendahulukan hal-hal yang sangat penting (klimaks) terus hal tak penting.

Block Paragraph. Dalam bodi ini semua bagian dianggap sama pentingnya. Masing-masing masalah dikemukakan dalam satu alinea tersendiri sehingga seolah-olah tak terkait padahal semua alinea itu merupakan masalah-masalah yang terlibat dalam kejadian yang dilaporkannya.

Penulisan Piramida Terbalik

Berita disajikan dengan menggunakan pola piramida terbalik.

Tujuannya: agar memudahkan pembaca, memudahkan reporter atau editor memotong bagian berita yang dianggap tak penting, memudahkan  reporter dalam menyusun pesan berita melalui rumus baku sehingga fakta atau informasi penting tidak terlewatkan. (*)

 

 

Standard

Topik: Teknik Memperoleh Berita

 

Mendatangi TKP menjadi kunci membuat berita

Pengertian

Meliput adalah proses yang melelahkan dan melibatkan pengumpulan fakta dan pengecekan data secara cermat.

Wartawan yang baik adalah yang menggunakan semua indera mereka di tempat kejadian perkara (TKP) atau di mana kejadian atau peristiwa itu terjadi.  Karena itu wartawan wajib ke TKP.

Banyak teknik untuk memperoleh berita yakni dengan wawancara, observasi, riset kepustakaan, press release/press conference dan statemant of informan.

Sebagian besar metode perolehan berita adalah melalui wawancara. Kini, angka dan data kepustakaan juga hal penting dalam menggali berita.

Press conference, penting terutama untuk memperoleh back ground information untuk hal-hal yang masih sangat baru.

Statement of informan bukan digunakan sebagai nara sumber tetapi metode yang artinya harus dilacak lagi kebenaran dan kegunaannya bagi masyarakat (pembaca). Di sini berlaku konsep cek and ricek.

Langkah Memperoleh Berita

Luwi Ishwara dalam “Jurnalisme Dasar” menyebut sejumlah langkah membantu wartawan dalam mengumpulkan informasi yakni observasi langsung dan tidak langsung, wawancara, pencarian atau penelitian melalui dokumen publik serta partisipasi dalam peristiwa.

Observasi langsung. Wartawan menghimpun fakta dengan langsung mengamati peristiwa sehingga dapat membuat berita menjadi hidup.

Masalahnya: wartawan harus menunggu kejadian atau peristiwa. Seandainya tidak ada itu artinya tidak memperoleh berita. Si wartawan pulang ke kantor tanpa berita.

Guna mengatasi hal itu maka wartawan harus mengembangkan apa yang disebut prosedur pra-peristiwa dan pasca-peristiwa.

Pra-peristiwa adalah mendapatkan informasi untuk dikembangkan. Caranya, dengan membuka kembali catatan, dokumentasi, buku atau referensi lainnya.

Pasca-peristiwa adalah melengkapi apa yang diperoleh di lapangan dengan tambahan informasi jika fakta yang diperoleh wartawan sangat minim. Tujuannya agar berita lebih lengkap.

Dalam konteks ini maka wartawan harus juga melakukan pendekatan multi-sumber sehingga memberikan kredibilitas pada berita yang dilaporkan.

Wawancara.  Wawancara yang trampil menjadi dasar bagi semua liputan dan penulisan yang baik.

Yang membuat wawancara sedikit berbeda dengan percakapan biasa adalah bahwa wartawanlah yang menentukan arah pertanyaan, bukan nara sumber yang diwawancarai.

Terdapat sedikitnya 10 tahap wawancara. Di antaranya, jelaskan maksud wawancara, melakukan riset latar belakang, ajukan biasanya melalui telepon, janji untuk wawancara, rencanakan strategis wawancara Anda, temui responden Anda, ajukan pertanyaan serius Anda yang pertama, lanjutkan menuju inti dari wawancara. Selanjutnya ajukan pertanyaan-pertanyaan keras (sensitif dan menyinggung) bila perlu, pulihkan bila perlu dampak dari pertanyaan-pertanyaan keras itu dan akhiri serta simpulkan wawancara Anda.

Pencarian atau Penelitian bahan melalui dokumen publik. Wartawan bisa menggali bahan berita dari pencarian melalui dokumen publik. Dengan dokumen publik itu maka wartawan bisa memetakan kembali kasus-kasus yang tidak terungkap. Pastinya dengan tambahan info yang telah di-up date.

Partisipasi. Dalam teknik yang satu ini wartawan terlibat dalam peristiwa yang tengah berlangsung. Di sini wartawan merasakan bahkan panca inderanya bisa menggambarkan kejadian secara utuh bahkan sedetial mungkin karena dia berada dalam peristiwa tersebut.

Sistem Beat

Di samping metode pencarian berita di atas, dikenal pula cara memperoleh berita yakni sistem beat.

Si wartawan biasanya mangkal atau ngepos di sebuah instansi pemerintah untuk meliput kegiatan di instansi tersebut.  Hal ini juga berlaku pada instansi swasta.

Sistem beat biasanya mengarah kepada spesialis bidang. Misalnya, bidang liputan politik, ekonomi dan bisnis, olahraga dan kepolisian. Sistem beat mengandung sisi negatif maupun positif.  (*)

Standard

Topik: Menulis Berita

 

Menulis berita Bukan sekadar memindahkan fakta dari notes semata

Pengertian

Hal penting dalam jurnalistik adalah bagaimana menulis serta menyusun bahan berita berupa fakta peristiwa atau pendapat menjadi berita.

Luwi Ishwara dalam bukunya “Jurnalisme Dasar” mengutip pernyataan Ronald Buel mantan wartawan Wall Street Journal mengatakan bahwa jurnalisme mempunyai lima lapisan keputusan:

ž Pertama, penugasan: yang menentukan apa yang layak diliput dan mengapa?

ž Kedua, pengumpulan: yang menentukan bila informasi yang dikumpulkan itu cukup?

ž Ketiga, evaluasi: yang menentukan apa yang penting untuk dimasukkan dalam berita?

ž Keempat, penulisan: yang menentukan kata-kata apa yang perlu digunakan dan

ž Kelima, penyuntingan: yang menentukan berita mana yang perlu diberikan judul besar dan dimuat di halaman muka, tulisan mana yang perlu dipotong,  cerita mana yang perlu diubah.

 Menulis berita bukan sekadar mengenali konsep kelayakan berita. Persoalan mendasar adalah mengenai realitas sosial, bukan sekadar menuliskan catatan fakta yang ada di notes.

Proses awal adalah melihat fakta dari realitas sosial untuk kemudian mencatat ke dalam notes. Di sinilah titik intelektualisme itu bermula.

 Jika wartawan menulis berita itu hanya sekadar mengungkapkan atau mencatat fakta-fakta yang sudah jelas dari suatu peristiwa atau kejadian maka wartawan tersebut tidak lebih dari seorang juru tulis.

Pedoman Menulis Berita

Pertama, menentukan fokus. Artinya, apa yang ingin ditulis dalam peristiwa atau kejadian yang diliput tersebut. Letakkan fokus ini sebagai pegangan.

Kedua, tulislah sebanyak mungkin lead berita. Jangan terfokus pada satu lead tetapi buatlah banyak lead berita.  Nanti tentukan satu lead yang paling baik.

Ketiga, jangan pernah berhenti menulis. Tuangkan apa yang Anda dapatkan di lapangan dengan berpatokan kepada fokus yang ingin dituliskan.

Keempat, cek apakah fakta yang ditulis itu menimbulkan pertanyaan-pertanyaan selanjutnya. Jika masih maka wajib dijelaskan atau didetailkan pada alinea berikutnya.

Kelima,  cek akurasi fakta. Baca ulang dan periksa fakta-fakta yang ditulis, sudah benar belum. Lalu, cek juga nama, judul, tanda baca dan kutipan pernyataan nara sumber. (*)

Standard